Pada tanggal 28 September 2024, GuruInovatif.id menyelenggarakan webinar online Innovation School Leaders and Teachers Forum (ISLTF) ke-58 yang bertema “Merangkai Harmoni dalam Keragaman: Setiap Anak Berhak Mendapatkan Kesempatan Belajar di Era Society 5.0 Menuju SDGs 2030”.
Webinar ini menghadirkan 4 narasumber yang berkompeten serta memiliki pengalaman di bidangnya:
Putra Asga Elevri, S.Si., M.Si., selaku Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (PMPK)
Meike Anastasia, M.S.IP., M. Ed., selaku Koordinator Pokja Pendidikan Inklusif Direktorat PMPK
Nur Khusnah Diah Widowati, selaku Ketua MORE Community
Neneng Hanifah Maryam, selaku Koordinator Sekolah Gajahwong
Webinar ISLTF ini dipandu oleh Jannatul Nazwa selaku Master of Ceremony (MC).
Perkembangan Mindset dan Skillset Manusia dari Learning 0.0 ke Learning 5.0 Sesi ISLTF ke-58 diawali dengan sambutan serta penyampaian materi dari Putra Asga Elevri, S.Si., M.Si., selaku Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (PMPK). Di sesi ini, beliau mengutarakan perjalanan kehidupan manusia dari masa ke masa banyak mengalami perubahan mindset dan skillset dari kehidupan 150.000 tahun yang lalu hingga manusia memasuki masa industri 5.0.
Hal ini menandakan kebutuhan dan keinginan manusia dapat memengaruhi perkembangan potensi beserta teknologi yang akan diciptakan manusia. Dalam penjelasannya, beliau mengategorikan perjalanan manusia menjadi:
Kehidupan manusia saat 150.000 tahun yang lalu (pra industri 0.0 )
Kehidupan manusia di masa industri 0.0 (bertani) → terjadi - 2.000 tahun yang lalu
Kehidupan manusia di masa industri 1.0 (revolusi industri) → terjadi -100 tahun yang lalu
Kehidupan manusia di masa industri 2.0 (pengetahuan dan informasi) → terjadi <50 tahun yang lalu
Kehidupan manusia di masa industri 3.0 (komputer dan internet) → terjadi <25 tahun yang lalu
Kehidupan manusia di masa industri 4.0 ( mobile dan digital) → terjadi <5 tahun yang lalu
Kehidupan manusia di masa industri 5.0 (rekombinasi manusia-mesin) → masa atau zaman saat ini
Maka sewajarnya sebagai pendidik, kita juga harus beradaptasi dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Menurut Pak Putra, level atau tingkat cara berpikir yang harus pendidik kembangkan baik ketika kegiatan belajar mengajar ataupun berdiskusi dengan rekan sesama guru ialah:
Oleh karena itu Merdeka Belajar yang digaungkan dalam Kurikulum Merdeka, mendorong pendidik untuk tak hanya menjadi teacher focus , tetapi juga learner focus atau kegiatan belajar yang berfokus pada peserta didik. Peran pendidik kini tak hanya menjadi coach , namun menjadi fasilitator belajar.
Yang dimaksud menjadi fasilitator belajar adalah pendidik memantik pola pikir peserta didiknya dengan informasi-informasi yang telah diperoleh, tanpa buru-buru untuk segera memberikan jawaban. Sehingga siswa dapat berkreasi dalam proses berpikir dan terpantik pikirannya sejak dini.
Transformasi Paradigma serta Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Pendidikan Inklusif Pada sesi berikutnya, terdapat pemaparan materi mengenai “Integrasi Pendidikan Inklusif dalam Kurikulum Merdeka demi mencapai SDGs 2030” yang dibawakan oleh Meike Anastasia, M.S.IP., M. Ed., selaku Koordinator Pokja Pendidikan Inklusif Direktorat PMPK. Beliau menerangkan, bahwa regulasi mengenai pendidikan inklusif sudah ada sejak lama. Beliau turut menyampaikan 3 regulasi pendidikan inklusif utama yang berasal dari:
UU No. 8 Tahun 206 tentang Penyandang Disabilitas.
PP Nomor 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas.
Permendikbudristek Nomor 48 Tahun 2023 tentang Akomodasi yang Layak untuk PDPD pada satuan PAUD, Dikdas, Dikmen, dan Dikti.
Direktorat PMPK, Ditjen PAUD, dan Dikdasmen saat ini terus mendorong pemerintah daerah untuk membentuk unit layanan disabilitas, agar dapat membantu memfasilitasi implementasi pendidikan inklusif di daerah masing-masing.
Salah satu prinsip dalam Kurikulum Merdeka adalah menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik yang mempertimbangkan kebutuhan peserta didik tanpa diskriminasi. Sehingga prinsip ini relevan dengan dari pendidikan inklusif yang bertujuan untuk mengakomodasi layanan pendidikan untuk semua anak, menghargai keragaman, dan tanpa diskriminasi.
Meike mengapresiasi Bapak/bu guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Beliau juga menegaskan bahwa pendidikan merupakan hak untuk setiap anak, apapun kondisi dan kebutuhan dari anak-anak tersebut, karena mereka merupakan anak-anak kita dan masa depan bangsa. Selain itu, anak-anak berkebutuhan khusus nyatanya bisa tetap berprestasi sama seperti anak-anak lainnya.
Merangkul Keragaman, Memenuhi Kebutuhan Anak: Pendidikan di Era Society 5.0 Dalam sesi berikutnya, terdapat talkshow inovatif yang mendatangkan dua narasumber, yakni Nur Khusnah Diah Widowati, selaku Ketua MORE Community dan Neneng Hanifah Maryam, selaku Koordinator Sekolah Gajahwong. Sesi talkshow ini dipandu oleh Ersiska Kresensia sebagai moderator.
Maryam menjelaskan Komunitas Sekolah Gajahwong ini belum terafiliasi dengan pemerintah, namun kegiatan belajar di komunitas ini berada di tingkat PAUD dan TK. Berdirinya Komunitas Sekolah Gajahwong ini sebenarnya berasal dari keresahan warga di Komunitas Ledhok Timoho yang berada di Yogyakarta. Karena pada tahun 1998 hingga 2000an, mayoritas warga di daerah setempat berprofesi sebagai pemulung, pengamen, dan juga pengemis. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pada warga mengenai masa depan anaknya. Sehingga diciptakanlah sebuah ruang belajar yang terus berkembang hingga menjadi Sekolah Gajahwong.
Sekolah Gajahwong kemudian dikenal sebagai sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif, karena prinsip dari Sekolah Gajahwong adalah terbuka untuk semua anak dari latar belakang — baik secara sosial maupun ekonomi — apapun. Anak yang bergabung ke Sekolah Gajahwong juga ada yang memiliki latar belakang keterbatasan mental ataupun kondisi disabilitas lainnya.
Husna juga mengenalkan komunitas yang bernama MORE Community. Kata “MORE” dalam komunitas ini merupakan singakatan dari “Mom of Rare Diseases”. Komunitas ini merupakan wadah untuk ibu-ibu yang memiliki anak dengan penyakit langka dan berkebutuhan khusus. Beliau menjelaskan komunitas ini didirikan oleh 11 Ibu yang memiliki anak dengan penyakit langka dan berkebutuhan khusus. Selain itu, stigma negatif serta minimnya pengetahuan dalam mengasuh anak tadi, membuat para pendiri menciptakan suatu “wadah” untuk tempat berbagi cerita dan informasi.
Dalam sesi talkshow ini moderator berdiskusi mengenai pendidikan inklusif di Era Society 5.0 kepada dua narasumber. Kedua narasumber berbagi pendapat serta menjelaskan praktik yang sudah mereka lakukan dalam mewujudkan pendidikan inklusif di tempat mereka masing-masing. Peserta turut antusias dengan menyampaikan beberapa pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan.
Menjelang berakhirnya sesi talkshow , Husna menerangkan bahwa keberadaan sekolah inklusif merupakan hal yang patut disyukuri dan harus didukung baik dari warga maupun dari pemerintah. Karena untuk mewujudkan Era Society 5.0 yang inklusif, memerlukan upaya yang lebih dalam menyediakan fasilitas baik sarana, prasarana, ketersediaan pendidik, hingga kesadaran masyarakat yang harus terus diedukasi.
Maryam berpesan agar setiap anak dapat terus berkembang dengan berbagai keunikannya, sesuai dengan karakteristiknya yang berfokus pada pemberdayaan serta inklusivitasnya. Kita upayakan dalam mewujudkan ruang-ruang tersebut dari apa yang ada di sekitar kita.
Webinar yang diselenggarakan dan disiarkan melalui platform Zoom dan YouTube GuruInovatif.id ini dihadiri oleh ± 1.800 peserta dari seluruh penjuru Indonesia. Semoga webinar ini dapat menumbuhkan kesadaran kita akan pentingnya mewujudkan pendidikan inklusif kepada setiap anak tanpa diskriminasi. Karena setiap anak berhak mendapatkan pendidikan dan setiap anak dapat berkontribusi demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Saksikan penjelasan menarik lainnya mengenai pendidikan inklusif dalam webinar ISLTF ke-58 dalam tayangan ulang berikut ini!
GuruInovatif.id berkomitmen untuk memacu transformasi pendidikan Indonesia melalui pengembangan kompetensi guru dengan membantu guru dan institusi pendidikan bertransformasi lebih cepat dalam proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih baik dan memberikan inspirasi bagi guru dan praktisi pendidikan dalam ranah memperkaya ilmu pengetahuan. Pantau melalui media sosial kami di https://www.instagram.com/guruinovatif.id/ untuk mendapatkan informasi webinar dan event terbaru yang tak kalah menarik lainnya. Salam Guru Inovatif!
Saya ingin gabung membership GuruInovatif.id!
Penulis: Eka | Penyunting: Dwita