Yuanita Ardyanti, S.Pi

- SMK Negeri 2 Pacitan

Member sejak June 2020 • 1 Kursus Online • 2 Event Online

Hasil Tes Diagnostik Guru

Beli membership untuk melihat hasil

Artikel

2

Artikel dipublikasikan

Lihat Semua
Cerita Guru
CREATIVE PRODUCT - ENTREPRENEUR PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI MEMPERKUAT KARAKTER SISWA GENERASI MI

Pendidikan di Indonesia mempunyai permasalahan cukup serius dewasa ini. Hal ini perlu ditindaklanjuti dan segera ditangani oleh para pengampu dunia pendidikan dan jajaran pemerintahan yang menanganinya. Dibandingkan dengan Negara maju atau superpower, dunia pendidikan Indonesia masih dikatakan tertinggal. Meskipun demikian, bukan berarti Indonesia tidak memiliki harapan untuk menjadi negara yang “mapan” dalam dunia pendikan. Terlebih, Indonesia memiliki “moodboster” dari Ir Soekarno yang digadang-gadang sebagai Macan Asia yang disegani. Pesan beliau dalam dunia pendidikan diantaranya “Bermimpilah setinggi langit, jika terjatuh akan jatuh diantara bintang-bintang. Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan berikan aku 10 pemuda niscaya akan kugoncangkan dunia”. Lebih dari sebuah pesan jika hal ini dimaknai secara mendalam oleh generasi muda Indonesia yang saat ini sedang menekuni pendidikannya di jenjang dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Masalah pendidikan di Indonesia memang kompleks. Dimana permasalahan yang muncul cukup mengganggu dalam rangka memaksimalkan dunia pendidikan. Salah satunya adalah minimnya bahan pembelajaran yang digadang-gadang sebagai misteri lemahnya pendidikan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri masalah pendidikan di Indonesia terbentur pada keterbatasan bahan ajar Dari sudut perspektif lain, bisa jadi bukan karena masalah minimnya bahan pembelajaran, tetapi kurangnya kesadaran guru dalam mengeksplorasi dan inisiatif mencari solusi. Pada kenyataannya masalah keterbatasan menjadi alasan. Padahal, sebenarnya dapat dilakukan secara mandiri, tidak harus mengandalkan uluran bantuan dari pemerintah. Terlebih, saat ini pendidikan di Indonesia baru saja disodorkan kurikulum baru bertajuk Merdeka Belajar. Dalam kurikulum baru ini, pendidikan kedepannya difokuskan pada pembelajaran yang merdeka dan sederhana, lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, menyenangkan, fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi siswa pada fasenya. Adapun Struktur Kurikulum Merdeka didesain dengan prinsip pendidikan yang berpusat pada murid, sehingga dalam pelaksanaannya harap diperhatikan bahwa masing-masing satuan pendidikan dapat menyesuaikan kurikulum sesuai dengan konteksnya. Harapan dari kurikulum merdeka ini, dapat menuntaskan permasalahanpermasalahan yang sering muncul dalam pendidikan. Para guru juga lebih fresh dalam mendampingi siswa belajar yang berkualitas dan berkarakter. Salah satu solusi belajar siswa yang berkualitas dan berkarakter adalah menerapkan Pendidikan Berbasis Kompetensi. Dimana pendidikan berbasis kompetensi kembali diterapkan untuk memulihkan praktik pembelajaran yang saat ini, menurut para pemilik kebijakan dan praktisi pendidikan dianggap cenderung kepada penguasaan materi mata pelajaran (pendidikan konvensional) tanpa menyentuh secara nyata penerapannya bagi kehidupan. Penguasaan materi yang hanya sampai pada level knowing membuat banyak siswa tidak dapat memaknai untuk apa dipelajari dan bagaimana penerapan materi tersebut dalam kehidupan nyata. Tak disangsikan lagi, jika merujuk pada urutan skor Programme for International Students Assessments (PISA) oleh Organization for Economic Cooperation & Development (OECD),yang menguji kemampuan literasi dasar membaca, numeric (mathematics literacy) dan Literasi Sains peserta didik berusia sekitar 15 tahunan (Julie dkk, 2019),siswa kita berada pada urutan yang rendah bahkan pada tahun 2012 menduduki urutan 64 dari 65 negara peserta tes. Sebagai rujukan PISA diyakini dapat dijadikan sebagai tolok ukur kesiapan siswa kita dalam menghadapi tantangan di abad 21 ini. Sebab, ketika siswa dianggap mampu mengerjakan soal di level PISA pada level yang diharapkan, maka kompetensinya sudah mendekati apa yang diharapkan untuk bisa survive. Skor PISA, memberikan gambaran sejauh mana siswa kita siap menghadapi kehidupan di abad 21, mengaplikasikan apa yang siswa pelajari di sekolah agar bisa bertahan hidup di abad 21. Beberapa pakar penilaian mengatakan bahwa PISA bukanlah segalanya, melainkan hanya salah satu tolok ukur. Kendati demikian, PISA tetap memiliki peran penting agar siswa bisa memahami bahwa matematika bukan hanya menghitung semata melainkan mudah didapati dalam kehidupan sehari-hari. Siswa banyak yang mampu menghafal rumus tapi digunakan untuk apa di kehidupan, itu yang belum banyak siswa memahami dan menguasai konsep tapi tidak tahu bagaimana menggunakannya. Banyaknya ketidaktahuan siswa menggunakan pengetahuannya saat ini dikategorikan dalam pembelajaran konvesional. Berdasarkan kondisi tersebut, dalam upaya merubah paradigma yang telah terlanjur berjalan, perlu penguatan kembali pembelajaran yang mengedepankan kompetensi yaitu Pendidikan Berbasis Kompetensi (Yahya, 2018). Salah satu pembelajaran yang dapat menguatkan karakter siswa generasi milenial adalah Produk Kreatif dan Kewirausahaan dengan penerapan Pendidikan Berbasis Kompetensi. Didalam pembelajaran ini para siswa di didik dan “dipaksa” untuk menjadi wirausaha dan kebebasan membuat atau menciptakan produk sesuai dengan “passion-nya”. Wirausaha adalah salah satu goal yang dituju oleh lulusan SMK selain bekerja di Industri atau melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. Hal ini telah menjadi jargon secara nasional yaitu BMW (BekerjaMelanjutkan-Wirausaha). Lantas bagaimana SMK bisa mewujudkan goal dengan berwirausaha tersebut? 

Cerita Guru
Mendongkrak Kreatifitas Siswa SMK dengan Nilai Rupiah

Kisah bermula di tahun 2008 dimana saya sebagai lulusan sarjana perikanan terombang ambing akan keputusan orang tua. Cita-cita ingin menjadi dosen dan melanjutkan kuliah di Jepang harus pupus, saat mereka “mewajibkan” saya untuk pulang ke kampung halaman, menjadi wirausaha atau PNS.

Modul Ajar

Belum ada Modul Ajar

Kreator ini belum menambahkan Modul Ajar apapun

Bahan Ajar

Belum ada Bahan Ajar

Kreator ini belum menambahkan Bahan Ajar apapun

Video Pembelajaran

Belum ada Video Pembelajaran

Kreator ini belum menambahkan Video Pembelajaran apapun

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar