DONO SETIAWAN

- SDN 003 Kundur Utara

Member sejak April 2022 • Kursus Online • Event Online
Cerita Guru
Terwujud Profil Pelajar Pancasila di Hari Anak Nasional

Hari ini tanggal 23 Juli 2022 bertepatan dengan memperingati Hari Anak Nasional, dimana para anak – anak mendapatkan haknya. Hak yang berperan untuk mereka mewujudkan karakternya, mengekspresikan pembelajaran sesuai dengan kurikulum merdeka, sebagai profil pelajar Pancasila. Pelaksanaan dalam guru mengajar adalah keberhasilan yang menunjukkan perbuatan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat kepada anak – anak yang semangat belajar. Mereka yang sudah diberikan merdeka belajar tentunya sangat berpotensi untuk mewujudkan karakter – karakter profesional sebagai siswa yang aktif, kreatif, inovatif, maupun responsif. Lingkungan anak – anak belajar tentunya sangat menyenangkan, anak – anak diberikan tempat yang nyaman dalam pembelajaraan sesuai jenjangnya. Mereka yang memberikan motivasi dalam sistem untuk mendapatkan kenyamanan, maka kenyamanan menjadi inspirasi agar menghasilkan karakter. Ada enam karakter yang diterapkan dalam profil pelajar Pancasila, diantaranya adalah beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, mandiri, gotong royong, berkebhinnekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Keenam karakter tersebut menjadi sebuah perubahan terbesar yang menjadikan rasa takjub untuk dunia pendidikan, sebuah adegan yang tanpa sengaja memberikan gerakan termotivasi atas berhasilnya guru atau Pendidik melaksanakan enam karakter profil pelajar pancasila di sekolah.

Cerita Guru
Siswa Merdeka dengan Karakternya

Suasana sekolah tidak membosankan bagi anak – anak yang menikmati lingkungan belajarnya, rasa kebersamaan selalu muncul ketika ada teman – temannya yang tentunya mempunyai pola pikir yang sama. Lingkungan belajar menjadi motivasi untuk penerapan sistem belajar yang membuat anak – anak nyaman, menunjukkan bakatnya, merespon dengan cara yang baik dan terdidik, serta penerapan sopan santun menjadi poin penting dalam pertumbuhan untuk anak seusianya. Anak – anak jenjang SD masih sangat polos, dunia bahagianya memang sangat diperhatikan sejak dini dalam tumbuh kembangnya. Ruang lingkup kebebasan anak – anak boleh dibebaskan dengan faktor – faktor yang masih diterapkan guru atau Pendidik agar potensinya mencakup kategori berprestasi, bermain sambil belajar, serta menggali bakat  anak – anak agar mereka lebih percaya diri. Kebahagiaan anak – anak akan terlihat dari raut wajahnya yang polos, senyuman yang tulus dan percaya bahwa guru adalah kesayangannya jika berada di sekolah. Tak sungkan anak – anak akan mengekspresikan karakternya sesuai tingkah laku mereka ketika mendekati guru atau Pendidik yang disukainya.Cukup sederhana namun menarik untuk diceritakan, anak – anak masuk ke Perpustakaan pada saat jam istirahat. Kisah ini diambil dari SD Negeri 003 Kundur Utara di salah satu Sekolah Dasar di Pulau Kundur Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. Saat itu beberapa siswa kelas 3 dan 4 antusias untuk membaca buku di Perpustakaan. Mulai dari memilih buku yang ingin dibacanya, ada yang masih bolak – balik buku, bahkan ada juga yang hanya lihat temannya membaca buku kemudian membaca buku yang sama dengan temannya. Namun tanpa disadari anak – anak tidak membaca di meja yang disediakan oleh pihak Perpustakaan, bahkan anak – anak menikmati dengan caranya sendiri ketika kebiasaan di rumah masing – masing. Anak – anak memilih untuk membaca dengan menggunakan bantal, bantal tersebut ia gunakan untuk meletakkan buku bacaan atau bantal berfungsi untuk mengganjal atau ditindih bagian dada mereka dengan posisi telungkup. Rasa nyaman tentunya menjadi sebuah kebiasaan yang sudah lama dilakukan atau diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Banyak dampak positif yang menjadi rasa nyaman itu faktor akan hadirnya sebuah kebahagiaan, tenang, dan menyenangkan. Jika membahas di lingkungan sekolah, dengan viralnya kurikulum merdeka, siswa atau anak – anak harus menunjukkan inovasi dan aktif dalam dunia pembelajaran yang dilaksanakan. Guru atau Pendidik sebagai fasilitator, kemudian anak – anak diminta untuk aktif, kreatif, inovatif, maupun responsif. Kebebasan yang dibebaskan untuk anak – anak adalah rasa nyaman untuk mereka melakukan hal – hal aktif, salah satunya memilih belajar tanpa meja namun menggunakan bantal antara posisi duduk lesehan maupun posisi dada telungkup. Penerapan yang dilakukan anak – anak atas apa yang dilakukannya adalah hal yang sangat mendukung dengan pola pikirnya menjadikan rasa nyaman dalam belajar, karena nyaman itu merdeka, merdeka itu bebas. Bebas dimaksudkan disini adalah masih berhubungan dengan hal – hal dan perbuatan positif yang masih dalam pengawasan guru maupun Pendidik. Demikian juga fasilitas dari pihak sekolah agar mendapatkan rasa nyaman untuk anak – anak di lingkungan sekolah, salah satunya Perpustakaan SD Negeri 003 Kundur Utara memberikan pelayanan dan kenyaman untuk pengunjung yang membaca buku dengan mayoritas anak – anak. Tempat yang disediakan sekolah untuk menjadi penyemangat anak – anak dalam belajar jika di kelas mendapatkan rasa nyaman dengan menggunakan meja dan kursi,  sedangkan di Perpustakaan mendapatkan kenyamanan dengan duduk lesehan maupun dengan menggunakan meja dan bantal. Tidak perlu menjadikan perbedaan dan perbandingan dalam sebuah kenyamanan, pada dasarnya sama dan tidak menimbulkan rasa jenuh namun meningkatkan suasana yang menyenangkan. Bagamana pun tetap dalam pengawasan dari pihak guru atau Pendidik kepada anak – anak dalam melakukan sikap atau posisi yang mereka lakukan, diantaranya pemberitahuan sikap yang benar ketika duduk dan jarak antara mata dengan tulisan yang dibaca. Kesimpulannya adalah anak – anak memberikan motivasi dalam sistem untuk mendapatkan kenyamanan, dan kenyamanan menjadi inspirasi agar tercipta merdeka belajar. Pelaksanaan kurikulum merdeka belajar menjadikan rasa nyaman dan memberikan contoh yang sangat baik agar anak – anak mendapatkan pembelajaran dengan ceria, juga menghasilkan rasa tanggung jawab atas rasa nyaman tersebut. Rasa nyaman itu muncul karena ada kemauan, dan kemauan berhasil karena kemampuan. Semoga bermanfaat artikel singkat ini, salam untuk Guru Inovatif seluruh Indonesia.

Cerita Guru
Problem Solving Guru Inklusi Sekolah Dasar

Hari itu sang mentari sedang terang menderang, cerah bagaikan cahaya putih menerpa suasana pagi pada pukul 09.30 WIB. Duduk sosok perempuan sebagai Pendidik yang sangat penyabar, bertanggung jawab, telaten mengajarkan satu siswa yang keterbatasan mental. Guru yang menjadi motivasi kita dalam memberi pembelajaran yang baik dan menjadi contoh dalam keberhasilannya. Namanya Hetti, S.Pd yang dipanggil Ibu Eti, Guru Inklusi SD Negeri 003 Kundur Utara Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. Nama anak yang diajarkannya bernama M. Ridho siswa kelas 5 di sekolah tersebut, mempunyai penyakit di bagian otak yang butuh waktu untuk mengingat secara normal dan mengetahui dunia belajar. Biasanya disapa Ridho, anak yang penurut, baik hati, murah senyum, dan pemalu.

Cerita Guru
Ridho Anak Inklusi yang Rajin Membaca Buku di Perpustakaan

Jam sudah menunjukkan pukul 09.15 WIB, anak – anak SD Negeri 003 Kundur Utara waktunya istirahat pertama. Berbondong – bodong anak –anak kelas 1 sampai kelas 6 keluar kelas dengan riang gembira, hati mereka begitu bahagia karena waktu istirahat sudah tiba. Kebanyakan mereka pergi ke kantin, sebagai pelepas lapar mengisi perut mereka yang kembali kosong. Ada juga yang membawa makanan sendiri atau bekal dari rumah, penerapan makanan sehat atau jajanan sehat dari sekolah memang menjadi prioritas utama dari sekolah. Karena SD Negeri 003 Kundur Utara berprestasi meraih Juara Nasional Sekolah Sehat tahun 2017 dan Juara Nasional Sekolah Adiwiyata tahun 2021.

Cerita Guru
Demi Penuhi Harapan Ibu, Ku Seberangi Pulau Untuk Menjadi Guru

Telepon genggam berdering ketika waktu jam istirahat, waktu itu tahun 2019 saya bekerja di salah satu PT. ternama di Batam. Ternyata malaikat dunia yang ditelapak kakinya tertuju kepada surga, dia adalah ibu yang mengandung saya yang diberi nama Dono Setiawan. Ibu menyuruh saya pulang, mengabdi menjadi guru di salah satu daerah yang bernama Alai, yaitu pulau Ungar yang berdekatan dengan tanah kelahiran saya di Tanjung Batu Kundur. Ada lowongan pekerjaan di salah satu Sekolah Dasar di Kelurahan Alai sebelum pemekaran Kecamatan Ungar, yang waktu itu masih didampingi Kecamatan Kundur. Nama sekolah tersebut yaitu SD Negeri 012 Alai yang beralamat di jalan Kampung Baru Kelurahan Alai Kecamatan Kundur, sekarang menjadi SD Negeri 002 Ungar Kecamatan Ungar Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. 

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar