PERAN GURU & PENGARUH MEDIA SOSIAL DI ERA SOCIETY 5.0
Peran dan Kompetensi Guru
Sebagai seorang guru setidaknya kita memiliki beberapa kompetensi sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah pedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Keempat kompetensi guru ini haruslah terintegrasi kedalam kinerja seorang guru. Berbicara tentang guru berarti kita berbicara tentang masa depan bangsa dan negara. Karena dari seorang guru hebatlah yang akan menghasilkan anak-anak didik yang hebat pula. Guru merupakan sebuah profesi mulia dan amanah besar yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Menjadi seorang guru tidak bisa main-main karena sesungguhnya kita ini sedang mendesain atau merencanakan masa depan untuk dirinya dan orang lain. Karena ditangan guru itulah generasi penerus bangsa dan negara akan lahir. Dari seorang gurulah peradaban baru akan terbentuk. Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, bukan berarti guru tak punya jasa, akan tetapi jasa-jasa seorang guru tidak akan pernah ternilai. Sesungguhnya gurulah yang menjadi motor “Penggerak Perubahan Pendidikan di Indonesia”.
Pengaruh Media Sosial
Pandemi Covid 19 2 tahun terakhir telah berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini membuat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat tak terkecuali penggunaan media sosial di kalangan masyarakat dan anak-anak usia sekolah. Pembelajaran daring membuat anak-anak sekolah tak bisa lepas dari gadget miliknya. Fenomena SCBD, Kecanduan Games Online dan Pornografi serta masalah-masalah sosial lainnya menjadi masalah baru yang harus dihadapi oleh orang tua bahkan seorang guru. Dekadensi moral serta menjauhnya peserta didik dari nilai-nilai spiritual menjadi pengaruh buruk yang harus kita sikapi Bersama.
Kehidupan manusia saat ini sangat berhubungan dengan Media Sosial. Media sosial memegang peranan krusial di hampir segala lini masyarakat. Kehadiran media sosial di tengah masyarakat era sekarang sudah memberikan manfaat yang sangat besar, terlebih lagi di era pandemi saat ini. Media sosial relatif membantu dalam menghapus jarak antar manusia, sehingga sangat efektif untuk mempersingkat waktu pada berkomunikasi. Fungsi dari media sosial tentunya ialah untuk berkomunikasi. Sebelum berkembang seperti saat ini, media sosial pada awalnya hanya berfokus pada sistem komunikasi yang baik bagi penggunanya. Tetapi, seiring dengan berkembangnya internet serta teknologi, media sosial lebih dari sekadar komunikasi, selain telah menjadi dunia kedua bagi manusia, media sosial juga merambah ke dunia pendidikan. Apalagi sekarang di masa pandemic saat ini, dunia pendidikan terutama sekolah maupun perguruan tinggi menggunakan bantuan media sosial. Di era society 5.0 media sosial sangat dibutuhkan guna membantu kreatifitas para pelajar guna memajukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), selain itu dituntut untuk mampu berpikir kritis, bernalar, kreatif, komunikatif, kolaboratif, serta memiliki kemampuan problem solving.
Karakteristik Peserta Didik Generasi Alpha
Peserta didik saat ini masuk kepada generasi alpha (Fluid Generation) yang memiliki karakteristik rasa ingin tahu tinggi, dekat dengan gadget dan teknologi. Salah satu ciri atau karakteristik masyarakat 5.0 adalah dimana kehidupan masyarakat tak lepas dari bantuan dan peran teknologi dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Media sosial menjadi dunia baru bagi para peserta didik untuk menyalurkan berbagai ekspresi dirinya. Media sosial menjadi ajang mencari perhatian sehingga membuat jati diri sebagai seorang manusia ataupun pelajar menjadi hilang. Kebebasan, uang dan ketenaran menjadi focus utama para anak-anak usia peserta didik di masa kini. Banyak dari mereka yang berfikir tidak perlu belajar tinggi-tinggi jika dari membuat konten ala youtuber sudah membuat mereka mendapatkan kebebasan dan ketenaranya. Bagi mereka uang, kebebasan dan ketenaran itu jauh lebih penting daripada pendidikan. Hal ini juga berdampak pada menurunnya minat anak-anak kita untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi/universitas.
Lalu Apa Peran Guru Pada Era Masyarakat 5.0 ?
Dari permasalahan-permasalahan yang diurai di atas sudah tentu membuat peran dan tantangan sebagai seorang guru di masa depan semakin beragam dan kompleks. Seorang guru harus mau merubah pola pikir dan cara mengajarnya dengan menyesuaikan dan memanfaatkan beragam kemajuan teknologi sebagai sarana untuk mendukung proses pembelajaran. “Hanya guru yang belajarlah yang boleh mengajar”. Sebagaimana PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional Pasal 19 Ayat 1 mengenai Standar Proses berbunyi : “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”. Selain itu guru harus mampu menjadi tauladan kebaikan bagi murid-muridnya dengan memberikan contoh ril kebaikan di kelasnya masing-masing. Mendidik dengan penuh cinta & kasih sayang, sehingga anak-anak merasa terperhatikan dan dirasakan kehadirannya di dalam kelas. Dengan seperti itu anak tidak akan mencari alternatif ruang untuk mencari perhatian di media sosial. Dengan adanya dunia tandingan di era society 5.0 ini kita harus membuat aman & nyaman untuk anak-anak kita di rumah dan di sekolah. Mengarahkan dan mengawasi penggunaan media sosial anak. Mari kita jadikan aktifitas di dunia maya kita sebagai bentuk perluasan kebaikan di dunia nyata. Tanamkan dan sebarkan nilai-nilai kebaikan dari media sosial yang dimiliki anak. Berikan pemahaman terkait tujuan dan maksud menggunakan media sosial. Terakhir tentu kita sebagai orang tua dan guru senantiasa menanamkan nilai-nilai agama di setiap aktivitas anak-anak kita sebagai bekal dan benteng untuk menghadapi setiap perubahan zaman.
Penyunting: Putra