Kata “empati” mungkin sudah familiar di telinga masyarakat. Kita kerap kali mendengar kata ini dalam penerapannya sehari-hari. Namun, mungkin tidak banyak yang betul-betul mengetahui definisi dan penerapannya dalam keseharian.
Seorang filsuf asal Australia, Roman Krznaric, mendefinisikan empati secara sederhana, yaitu sebuah tindakan yang dilakukan individu untuk membayangkan apabila ia berada di posisi orang lain, mengerti dan memahami perasaan dan pola pikirnya, serta menggunakan pemahaman tersebut untuk memutuskan tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya.
Hal ini mungkin terlihat sederhana dan mudah dilakukan, namun mampu memberikan dampak yang berarti dalam proses komunikasi dan bersosialisasi dalam sehari-hari. Terutama di lingkup sekolah.
Seorang siswa dapat menghabiskan 6-7 jam dalam sehari untuk berada di sekolah. Artinya, 1/4 kesehariannya dihabiskan untuk berkegiatan di sekolah. Hal yang ditanamkan selama di sekolah tentu berpengaruh pada pembentukan karakter dan pengetahuan anak tersebut.
Dua orang peneliti asal Eropa, Mercer & Gkonou, menyatakan bahwa penerapan empati dan high-quality relationships yang terjalin antara guru dan murid adalah kunci utama kesuksesan pembentukan pengetahuan dan perkembangan anak. Maka dari itu, penting sekali bagi guru untuk menerapkan rasa empati selama di kelas.
7 Ciri-Ciri Guru Yang Empatis Untuk mengenal sisi empatis yang terbentuk dalam jiwa seorang guru, maka terdapat beberapa ciri yang dapat diperhatikan.
Kieran Donaghy, seorang direktur sekolah pelatihan khusus empati dalam komunikasi belajar mengajar, membagikan 7 ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang guru yang sudah menerapkan empati, seperti:
1. Menciptakan emosi positif dan interaktif dengan murid Ciri pertama guru yang sudah menanamkan rasa empati adalah guru yang hangat kepada anak didiknya. Hal ini tidak hanya berlaku di dalam kelas saat proses belajar mengajar, tetapi juga saat istirahat atau makan siang, bahkan di luar sekolah sekalipun.
Guru seperti ini cenderung menciptakan hubungan yang lebih santai dan terbuka terhadap muridnya. Mereka sadar bahwa dengan memperlakukan murid dengan penuh perhatian, adil, dan hormat, maka murid akan membentuk sisi terbaiknya.
2. Memahami dirinya sendiri Seorang guru yang mampu merasakan empati adalah ia yang mampu mengenali dirinya secara luar dalam, baik sisi baik maupun buruknya. Dengan begitu, ia juga bisa berusaha untuk mengenali murid-muridnya secara luar dalam.
Hal ini kemudian akan berpengaruh dalam proses pemutusan teknik belajar yang optimal bagi masing-masing anak didik.
3. Menghargai sebuah hubungan yang terjalin dalam proses belajar mengajar Guru yang memiliki pemahaman akan empati, tahu bahwa hubungan positif dan berkualitas yang dijalin dengan murid akan sangat berpengaruh pada pembentukan motivasi murid untuk dapat meraih berbagai pencapaian.
Hal ini juga dapat mengisi kekurangan emosi positif yang dirasakan oleh murid selama di rumah, karena mungkin saja terdapat beberapa murid yang kurang mendapatkan perhatian di rumah sehingga kekurangan motivasi dalam menjalani aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu, penting bagi setiap warga sekolah membangun hubungan baik selama di sekolah dan memiliki emosi yang positif. Hal ini bertujuan untuk membuat Murid dapat kembali bersemangat ketika bersekolah.
4. Mengetahui, menghargai, dan mengusahakan setiap kebutuhan anak didik Seorang guru yang empatis bukan hanya berfokus pada teknik mengajar, tetapi juga memahami setiap kebutuhan anak didiknya. Sehingga, kesuksesan tidak hanya diraih oleh guru, tetapi juga anak sukses dalam menemukan minat, bakat serta potensi dalam dirinya. Dalam hal ini, guru berperan dalam menciptakan proses belajar yang sesuai dengan kebutuhan murid-muridnya secara individu.
5. Bertanggung jawab atas akademis dan pembentukan karakter positif murid Guru yang empatis tentu akan memperhatikan pembentukan karakter muridnya dan membantunya untuk mengarah ke pribadi yang positif. Guru seperti ini cenderung akan membantu memecahkan permasalahan yang dialami oleh murid dan mendorong mereka menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.
6. Sangat adaptif dan mampu menyesuaikan peran dalam menghadapi murid yang berbeda-beda Guru mampu menghadapi muridnya sebagai seorang individu yang penuh dan memahami murid tersebut adalah seorang guru yang empatis. Ia akan mampu menyesuaikan diri sesuai dengan peran yang dibutuhkan oleh masing-masing muridnya. Oleh karena itu, guru yang empatis adalah guru yang mampu menempatkan dirinya di posisi murid.
7. Mampu mempertimbangkan tindakan untuk orang lain Ciri terakhir yang terlihat dari seorang guru yang empatis adalah ia yang mampu untuk memerlakukan orang lain dengan penuh pertimbangan dan perhatian. Guru yang seperti ini memiliki toleransi tinggi atas ras, gender, seksualitas, dan perbedaan opini. Maka, ia akan menyesuaikan tindakan dan bentuk perhatiannya sesuai dengan karakter dan latar belakang orang tersebut, khususnya murid.
Ilustrasi guru mengajar dengan empati di kelas (Gambar: Pexels/Ron Lach) Tindakan Untuk Mengasah Empati Beberapa psikolog menyatakan bahwa empati dapat terjalin secara natural pada seorang individu, tetapi juga beberapa membutuhkan pertolongan untuk dapat menciptakan rasa empati tersebut. Dalam berperan sebagai guru, tentu akan menghadapi berbagai situasi yang tidak diduga, terutama dalam menghadapi murid. Maka dari itu, rasa empati harus terus diasah untuk pengoptimalan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, empati dapat diasah melalui:
1. Memiliki rasa ingin maju Seorang individu yang ingin berkembang dalam aspek apapun, terutama empati adalah seseorang yang terus memiliki rasa ingin maju dan menjadi pribadi yang lebih baik. Seseorang yang ingin mengasah empati, harus memiliki pola pikir bahwa untuk mengasah empati maka membutuhkan upaya yang lebih dalam prosesnya.
2. Menghadapi situasi yang beragam Anda pernah mendengar kalimat “learning by doing ”? Poin ini menjelaskan bahwa apabila seseorang terbiasa untuk menghadapi situasi yang beragam, maka ia mampu mengenal berbagai karakter individu beserta pengalaman hidup dan latar belakangnya. Dengan begitu, orang tersebut memiliki toleransi yang tinggi dan memiliki pemahaman dalam menghadapi berbagai karakter manusia.
3. Membaca buku Terdengar sederhana, tetapi nyatanya membaca berbagai jenis buku dapat membantu untuk mengasah empati. Seorang profesor psikolog asal Toronto, Raymond Mar, mengatakan bahwa untuk memahami sebuah cerita, kita perlu memahami karakter, motivasi, interaksi, reaksi, dan tujuan orang tersebut. Maka, membaca buku juga dapat membantu Anda untuk memahami berbagai cerita dan sudut pandang dari beragam karakter.
4. Identifikasi kesamaan Ketika Anda ingin mengasah empati terhadap seseorang, maka Anda perlu mengidentifikasi kesamaan serta perbedaan yang terjalin. Apabila terdapat kesamaan, maka hubungan tersebut akan lebih mudah untuk dibawa ke arah yang positif. Namun, bagaimana bila seorang guru tidak memiliki kesamaan dengan muridnya?
Maka, Anda dapat menarik kilas balik memori ke masa dimana Anda juga pernah di posisi mereka. Anda dapat bercerita hal tersebut kepada murid agar murid dapat menyadari bahwa Anda juga pernah merasakan apa yang mereka rasakan.
5. Berusaha memahami lawan bicara Ketika ingin mengasah empati terhadap seseorang, maka Anda perlu mendengarkan dan memahami pola pikir orang tersebut. Sebagai seorang guru, Anda dapat mendengarkan setiap hal yang disampaikan dan diceritakan oleh murid.
Dengan berusaha mendengarkan dan memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara, maka murid sudah merasa dihargai dan diperhatikan. Sehingga, lama kelamaan hal ini akan meningkatkan kemampuan berempati Anda kepada orang lain, terutama murid.
Rasa empati menjadi salah satu hal yang penting untuk terus diasah guna menjadi pribadi yang tidak hanya mumpuni secara akademis, tetapi juga karakter. Maka, perlu diingat bahwa rasa empati memiliki peran penting yang tidak hanya memengaruhi pembentukan karakter, tetapi juga tumbuh kembang murid dalam berbagai aspek.
Tingkatkan kualitas dan kompetensi mengajar Anda dimanapun serta kapanpun dengan bergabung menjadi anggota Guruinovatif.id .
Akses berbagai event, kursus online serta fasilitas lainnya secara GRATIS selama 7 hari !
Referensi: Feature: Cultivating Empathy Pentingnya Empati dalam Pola Pembelajaran untuk Tumbuh Kembang Siswa Seven Characteristics of Profoundly Empathic Teachers
Penulis: Audrey Abigail | Penyunting: Putra