Setiap murid merupakan individu yang unik. Guru perlu mengenali karakteristik, kebutuhan belajar, gaya belajar dan kesiapan belajar murid tunanetra agar tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu tujuan pembelajaran bagi murid berkebutuhan khusus yaitu, meningkatkan kemandirian. Pada satuan pendidikan luar biasa, terdapat mata pelajaran program khusus diantaranya Orientasi Mobilitas Sosial Komunikasi (OMSK) yang difokuskan dalam bidang kemandirian murid tunanetra (life skill). Murid tunanetra merupakan murid yang mengalami kelainan penglihatan yaitu, buta (total blind) dan masih ada sisa penglihatan. Guru harus mampu mengajarkan kemandirian murid berkebutuhan khusus dalam mengurus diri seperti mengosok gigi, mandi, makan dan menyapu yang dikemas menarik sesuai abad 21.
Berdasarkan permasalahan tersebut, saya menciptakan sebuah media pembelajaran interaktif dan inovatif bernama “Si Mama” (Siap Mandiri Bersama). “Si Mama” juga memiliki filosofi ibu/mama yang selalu mendampingi anaknya menuju mandiri. Pada halaman pertama, “Si Mama” menyajikan fitur cara penggunaan, materi, AR Explore bagi murid dengan sisa penglihatan (low vision) dan info pengembang. Pada fitur materi, “Si Mama” menyajikan beragam materi yang terdiri dari fase A sampai D. Alasan mengapa pemilihan fase A sampai D karena keterampilan kemandirian pada fase ini harus sudah dikuasai peserta didik.
“Si Mama” merupakan karya inovatif berupa media pembelajaran interaktif yang dapat diakses melalui handphone (HP). Karena HP lebih praktis dalam penggunaan, dapat dibawa/diakses dimana saja dengan cara scan barcode/klik link serta hampir semua peserta didik memiliki HP dibandingkan laptop. “Si Mama” memiliki beragam fitur yang disesuaikan kemampuan peserta didik baik melalui konten, proses, dan produk yang dihasilkan. “Si Mama” dikemas sebagai media pembelajaran yang menyenangkan, sesuai kodrat zaman dan berdampak bagi kemandirian peserta didik berkebutuhan khusus. Media ini juga mampu memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik yang menyenangkan karena dilengkapi fitur kuis dan sisi terang yang mampu memberikan pemahaman kontekstual. Media ini dapat dengan mudah diakses oleh aplikasi talkback pada HP peserta didik tunanetra karena semua fitur akan terbaca.
Praktik baik pembelajaran diferensiasi melalui “Si Mama” murid siap mandiri bersama ini dikatakan berhasil atau efektif. Hal itu dikarenakan pembelajaran OMSK — khususnya materi kemandirian — dapat terdiferensiasi dengan baik sesuai karakteristik, kebutuhan belajar, gaya belajar dan kesiapan belajar. Murid tunanetra dapat mempelajari materi kemandirian sesuai kebutuhan mereka yang beragam. Murid jadi terfasilitasi belajar dengan konten yang berbeda-beda sesuai kebutuhan kemandirian. Pembelajaran dapat terdiferensiasikan baik dalam konten, proses dan produk. Murid tunanetra pun menjadi lebih interaktif dalam kemandirian dengan adanya media interaktif “Si Mama” yang sangat membantu meningkatkan keterampilan sehari-hari (life skill). Selama pembelajaran berlangsung murid tunanetra sangat antusias dikarenakan pembelajaran dengan pendekatan TPACK yang sesuai kodrat zaman murid tunanetra. Praktik baik ini mendapatkan masukan yang positif dari, kepala sekolah, wali murid dan murid. Media “Si Mama” yang digunakan efektif dan dapat meningkatkan inspirasi rekan guru lain dalam berinovasi. Orangtua menjadi bangga terhadap kemampuan anaknya yang semakin mandiri. Praktik baik ini juga telah di desiminasikan secara daring dengan sasaran rekan sejawat nasional.
Penyunting: Putra