Pernahkah Anda memberikan siswa di kelas sebuah permasalahan di dunia nyata dan meminta mereka untuk memberikan jawaban yang terstruktur dengan baik? Anda memperbolehkan siswa untuk memanfaatkan sumber daya yang di dunia maya (online), menggunakan pengetahuan yang telah meraka pelajari sebelumnya, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis untuk bertukar pikiran dan memberikan solusi yang solid.
Hal ini memang terdengar tidak seperti pembelajaran tradisional pada umumnya, bisa jadi tidak hanya ada satu jawaban yang benar, tetapi proses ketika siswa berusaha menemukan jawaban, akan mendorong merka untuk tetap aktif dan berpikir sendiri. Ya, kurang lebih seperti itulah pembelajaran berbasis masalah atau problem-based learning. Mari simak penjelasan lebih lanjut hingga akhir artikel.
Apa itu Problem-Based Learning?
Pembelajaran berbasis masalah atau problem-based learning (PBL) merupakan metode mengajar yang mendorong siswa menentukan alur pembelajaran mereka di kelas.
Metode pembelajaran ini menggunakan isu permasalahan di dunia nyata sebagai bahan pelajaran di kelas. Harapannya siswa terdorong untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mempelajari konsep, bukan hanya menyerap fakta yang ada.
Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai cara. Misal, proyek pembelajaran berbasis masalah dapat melibatkan siswa untuk mengajukan ide dan membuat rencana sendiri untuk menyelesaikan kebutuhan masyarakat. Siswa dapat menyelesaikan tugas secara mandiri atau membentuk kelompok untuk membuat konsep, merancang, dan meluncurkan produk atau solusi mereka di depan teman sekelasnya.
Baca juga:
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah: Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Pemecahan Masalah
5 Aspek dalam Problem-Based Learning (PBL)
Metode pembelajaran berbasis masalah memungkinkan siswa untuk menggunakan keterampilan abad 21 seperti kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan kemampuan teknologi yang diperlukan untuk menghadapi masalah dunia modern. PBL menjadi metode fleksibel yang dapat disesuaikan dengan kelas tertentu dan bahkan program studi tertentu, karena metode PBL mengandung 5 aspek sebagai berikut:
menantang siswa untuk memahami konsep-konsep kelas secara lebih mendalam;
mendorong siswa untuk membuat keputusan yang dapat mereka pertahankan;
menghubungkan dengan jelas tujuan materi ajar saat ini dengan materi dan pengetahuan yang sebelumnya diperoleh;
mendorong siswa untuk bekerja sebagai kelompok untuk memecahkan masalah kompleks yang dihadapi;
melibatkan siswa untuk memecahkan masalah terbuka dalam beberapa tahap yang kompleks.
Dengan begitu, siswa juga akan belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan cepat serta mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan setelah sekolah.
Ilustrasi kelompok siswa yang melakukan proyek PBL (Gambar: Canva/Garakta Studio)Peran Problem-Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi dan Numerasi
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Septiati, dan Octaria (2023), penerapan metode PBL dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa SMP dengan melalui soal cerita. Metode ini bisa menjadi solusi untuk diterapkan, karena salah satu penyebab masih rendahnya tingkat literasi dan numerasi negeri, yaitu guru lebih sering memberikan soal-soal yang bersifat tertutup.
Kemampuan literasi dan numerasi merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir dengan cara yang memungkinkan mereka untuk memahami, mengetahui, mengimplementasikan, dan menganalisa suatu masalah secara kritis. Selain itu, literasi dan numerasi berkaitan erat dengan kemampuan berpikir dan bernalar. Sehingga, literasi dan numerasi tidak hanya berkutat dengan teks dan angka belaka, namun juga bagaimana seorang individu dapat menghubungkan simbol, angka, dan data yang kemudian diubah menjadi berbagai bentuk seperti bagan, gambar, grafik, tabel, dan lain sebagainya.
5 Manfaat Menerapkan Problem-Based Learning
Berikut 5 manfaat dalam menerapkan problem-based learning di dalam kelas:
1. Mendorong pembelajaran mandiri
Sebagai salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, PBL mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dan tanggung jawab atas alur belajar mereka sendiri. Karena mereka didorong untuk menggunakan penelitian dan kreativitas, mereka juga mengembangkan keterampilan yang akan bermanfaat bagi meraka hingga dewasa.
Baca juga:
Ciri-Ciri dan Syarat Alat Permainan Edukatif untuk Anak Usia Dini
2. Menarik fokus siswa
Alih-alih duduk, mendengarkan, dan mencatat, PBL akan menempatkan siswa menjadi “supir” yang mengemudikan arah belajar. Sehingga, mereka akan selalu fokus, tajam, menerapkan pemikiran kritis, dan berpikir out of the box untuk memecahkan permasalahan.
3. Dapat mengembangkan keterampilan esensial
Kemampuan dan keterampilan yang diasah dalam PBL, tak hanya terbatas pada satu mata pelajaran atau kelas saja. Namun, dapat diterapkan pada banyak mata pelajaran di sekolah dan juga di luar sekolah, seperti kepemimpinan hingga memecahkan maslaah di dunia nyata.
4. Meningkatkan kemampuan kerja tim
Proyek dalam PBL seringkali mengharuskan siswa berkolaborasi dengan teman sekelasnya untuk menemukan solusi. Pendekatan kerja tim ini akan mendorong siswa untuk membangun keterampilan kolaborasi, komunikasi, kompromi, dan mendengarkan.
5. Mendorong penghargaan intrinsik
Menyelesaikan proyek tugas PBL, terkadang memberikan hadiah yang jauh lebih besar daripada sebuah nilai bagus saja. Karena siswa mendapatkan kepercayaan diri serta kepuasan ketika mengetahui bahwa mereka telah memecahkan masalah, menciptakan solusi, atau membuat produk nyata.
Ingin tahu seperti apa strategi efektif untuk merancang PBL dalam mengembangkan literasi dan numerasi siswa? Temukan jawabannya dalam workshop nasional bersertifikat berikut ini!
![Workshop Nasional bersertifikat | Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) untuk mengembangkan literasi dan numerasi](https://guruinovatif.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/editor/SJ8HTgR95fm1Op7A4VMuqrNg44H3Q53099hjpHOI.png)
Klik untuk daftar workshop ini
Referensi:
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Abad 21
Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Peserta Didik SMP Melalui Soal Cerita
What is Problem-Based Learning?
Penulis: Eka | Penyunting: Putra