Digital leadership Saat ini kemampuan digital menjadi prasyarat utama dalam setiap aktivitas. Begitu pula di dunia pendidikan, kemampuan digital seorang guru menjadi penopang utama di tengah pandemi yang serba penuh ketidakpastian. Percepatan ini tentunya mengukuhkan semua negara di dunia untuk memasuki era yang dapat disebut dengan COVIDigital. COVIDigital adalah sebuah era di mana umat manusia harus hidup berdampingan dengan COVID-19 dengan mempergunakan teknologi dan platform digital.
Di era COVIDigial, dunia membutuhkan digital leaders yang tidak hanya mampu beradaptasi, namun membuat terobosan yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Digital leadership bukan hanya berbicara tentang hal teknis kepemimpinan dengan kemampuan menggunakan teknologi. Akan tetapi digital leadership juga berbicara tentang metode memimpin sebuah organisasi dengan efektif dan mencapai kinerja secara maksimal. Seorang pemimpin harus memiliki daya tahan dan menguasai berbagai hal ke depan yang akan muncul di tengah pesatnya kemajuan teknologi. Lebih dari sekedar kemampuan digital, dunia pendidikan juga menuntut lebih dalam hal kemampuan kepemimpinan digital atau yang biasa disebut dengan Digital Leadership . Proses peningkatan kemampuan Digital Leadership dalam dunia pendidikan, ternyata memang tidak mudah.
Di dunia pendidikan, sosok seorang guru perlu memahami perubahan globalisasi saat ini. Guru tidak hanya melek dan paham teknologi, tetapi juga harus paham tentang manajemen teknologi. Di titik ini, guru harus mau belajar bagaimana meng-upgrade kemampuan dirinya dengan meningkatkan kemampuan manajemen pengelolaan pendidikan yang berbasis teknologi.
Kegiatan pembelajaran secara daring selama pandemi covid-19 dimana guru tidak sekedar menyampaikan materi namun juga mengelola penugasan dan evaluasi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada dasarnya, manajemen kelas di sekolah pada era digital tidak lepas dari konsep dasar manajemen pendidikan selama ini yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan Kebutuhan terhadap manajemen kelas sangat dibutuhkan supaya guru untuk memperoleh cara, tehnik, metode yang sebaik-baiknya dilakukan demi memberikan pelayanan pendidikan pada siswanya. Secara sederhana, digital leadership dapat kita pahami sebagaimana kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Tiga kompetensi guru yang harus dikembangkan saat ini yaitu, 1) kemampuan memahami murid, tanyakan apa kendala mereka, bagaimana kita bisa menolong atau memberikan solusi terbaik, setelah menggunakan aplikasi pembelajaran tanyakan apakah mereka senang menggunakannya, siapkan telinga dan hati untuk mendengar dari murid dan wali murid. 2) organisasi digital, mengatur hal-hal yang bisa didigitalisasi dengan mudah seperti rekap absensi otomatis, penilaian otomatis, serta bahan ajar digital yang bisa guru gunakan. 3) Integrasi tren teknologi, seiring waktu akan semakin banyak bermunculan teknologi pendidikan yang bisa digunakan murid dan sesuai dengan keadaan sekolah dan kemampuan siswa misal dalam memanfaatkan APK berbasis adroid yang dibuat oleh guru yang tentunya dengan tujuan meningkatkan hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Skill digital Leadership yang harus dimilikiâ guru Transformasi digital membutuhkan skill khusus, terlebih bagi seorang guru. Menariknya, fasih menggunakan aset teknologi bukanlah satu-satunya kemampuan yang harus dimiliki. Seorang digital leader juga harus memiliki soft skill yang menunjang transformasi digital di kelasnya.
1. Komunikasi âSeorang guru harus mampu menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk melakukan hal tersebut, guru harus bisa mengkomunikasikannya dengan baik. Itulah kenapa komunikasi menjadi skill paling dasar bagi seorang guru. Perlu diingat, digitalisasi memang mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menyampaikan materi ajar. Akan tetapi, ada beberapa efek samping yang berpotensi mengganggu hubungan interpersonal. Teknologi dapat mengurangi interaksi langsung antar guru dan murid. Jika seorang guru tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kesalahpahaman akan lebih sering terjadi. Itulah kenapa seorang digital leader harus memiliki skill komunikasi yang baik dan sejalan dengan transformasi digital yang digunakan di kelas.â
2. Visi âSeorang guru memang harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Namun mengikuti perkembangan zaman bukan berarti hanya sekedar menjadi pengikut. Perlu diingat, guru adalah seseorang yang memimpin di kelas. Karena itu, ia harus memiliki kemampuan untuk memimpin siswanya. Salah satu faktor yang menentukan apakah seorang guru layak diikuti atau tidak, semua itu bisa dilihat dari visi yang dimiliki. Seorang guru tidak boleh hanya sekedar mengikuti. Ia harus memiliki tujuan sendiri atau visi yang ingin diraih.
Visi ini merupakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jika seorang guru tidak memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai maka pada akhirnya, siswa hanya akan terombang-ambing tanpa arah. Menentukan tujuan pembelajaran tidaklah cukup, guru juga harus bisa mengajak muridnya untuk berpartisipasi aktif guna mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut.
3. Melek Digital âSatu hal yang membedakan antara guru tradisional dengan digital leader , hal tersebut pastilah kapabilitasnya dalam memanfaatkan teknologi, khususnya data dan teknologi informasi. Melek digital adalah syarat wajib dalam digital leadership . Jika seorang guru tidak melek digital, bagaimana mungkin ia paham akan peran teknologi dan bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Meski demikian, bukan berarti seorang digital leader harus bisa merakit komputer dan membuat software . Selama bisa menggunakan teknologi yang digunakan selama kegiatan pembelajaran hal tersebut sebenarnya sudah cukup. Guru yang melek digital juga lebih mudah dalam menentukan teknologi yang dibutuhkan. Ia juga mudah beradaptasi dengan teknologi baru yang digunakan di kelas.
Kegiatan diseminasi terhadap rekan sejawat âMultimedia Interaktif Untuk Pembelajaran SD dengan menggunakan power point interaktif dan video pembelajaran bandycamâ â4. Adaptasi âPerubahan akan terus terjadi. Hanya saja, teknologi mempercepat perubahan tersebut. Banyak guru yang tenggelam karena merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Alih-alih beradaptasi dan melakukan transformasi digital, banyak dari guru yang kukuh bertahan dengan gaya lamanya dengan alasan usia yang tidak lagi muda, terbatasanya sarana, dan alasan lainnya. Perubahan cara mengajar ini merupakan salah satu bentuk kemampuan adaptasi yang wajib dimiliki untuk menguasai digital leadership . â
5. Strategi âSelain tujuan pembelajaran, seorang guru juga harus memiliki strategi untuk mewujudkannya. Bagaimana tujuan pembelajaran dapat diraih, hal tersebut tentu membutuhkan strategi yang tepat. Transformasi digital juga demikian. Seorang guru memang harus berubah agar bisa tetap relevan dengan zaman. Di masa pendemi covid-19 berdasarkan surat edaran dari dinas pendidikan dan kebudayaan kabupatens Sidoarjo kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Setiap hari sebelum memulai pembelajaran, untuk menumbuhkan rasa semangat belajar saya mengajak mereka untuk melihat video pembelajaran yang kemudian mulai melakukan tanya jawab berdasarkan isi video tersebut untuk mengkonstruk skemata. Dan, ketika pandemi sudah mulai melandai kegiatan pembelajaran boleh dilaksanakan melalui PTM, saya menerapkan strategi pembelajaran flippclasroom , dimana ketika siswa mendapat giliran untuk belajar daring saya memberikan rangkuman materi, video pembelajaran, dan LKPD yang dapat dikerjakan secara madiri dimana keesokkan harinya kana kami bahas bersama ketika pertemuan secara luring di sekolah. Melalui strategi ini tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan lebih mudah dicapai dan tentunya bermuara pada hasil belajar di atas KKM Sekolah.
6. Inovasi âDunia terus berubah agar seorang guru bisa bertahan dan berkembang, satu-satunya pilihan adalah dengan merangkul perubahan tersebut. Seorang digital leader harus kreatif. Ia harus terbuka dengan perubahan dan memiliki dorongan kuat untuk berinovasi. Digital leader memahami bahwa inovasi adalah harga mati. Jika guru berhenti berinovasi, pada saat itulah posisinya akan terganti.â Selama pandemi ini saya ikut aktif mengembangkan diri dalam mengikuti lomba HUT PGRI ke 76 dan menjadi juara 1 Lomba menulis artikel ilmiah populer di tingkat kabupaten, Nominator 20 besar dalam lomba penulisan best practice yang diadakan oleh PGRI Provinsi Jawa Timur dan Juara 1 lomba menulis artikel digital dalam Festival Literasi Yaspobi yang diadakan oleh Yayasan Yasporbi-Jakarta. Diklat pembuatan media ajar dengan fliip PDF corporate Edition dan Book Creator .
Seorang guru profesional bukan sekedar guru yang memiliki sertifikat pendidik, namun guru profesional adalah seorang guru yang mampu merancang kegiatan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi belajar muridnya. Kegiatan pembelajaran yang memikat hati akan membuat murid untuk selalu menantikan waktu belajar bersama guru. Pandemi bukan pemutus asa untuk mengurangi kreatifitas guru, pandemi merupakan pemicu ide kreatif guna mengembangkan media, model, maupun strategi pembelajaran agar kelas menjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa
Kualitas seorang guru tidak terbentuk dalam waktu semalam. Ada proses yang harus dilalui untuk menguasai seni dalam merancang kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus terus belajar hal-hal baru untuk bisa menjadi guru yang relevan dengan zaman. Itulah kenapa seorang guru tidak boleh berhenti belajar dan terus mengembangkan dirinya. Ingin jadi guru di era digital ini. Kini siapapun memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang leader , khususnya di era digital saat ini.