Pendidikan merupakan suatu proses peningkatan diri yang berkaitan dengan mengubah tingkah perilaku dan kemampuan seseorang menuju ke arah yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Dalam pendidikan ini, salah satu pelajaran yang sering diajarkan kepada generasi penerus kita adalah matematika. Karena seseorang yang telah mempelajari matematika diharapkan mempunyai peningkatan kemampuan matematis untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Namun tak jarang kita temui, mata pelajaran matematika dapat menimbulkan ketegangan dan kecemasan pada siswa atau bahkan kita sendiri. Fenomena ini sering disebut sebagai kecemasan matematika.
Apa yang menjadi penyebab matematika menjadi momok bagi sebagian orang ketika mempelajarinya? Adakah cara untuk mengatasi fenomena ini? Simak penjelasannya dalam artikel ini sampai akhir.
Apa Itu Kecemasan Matematika? Seperti yang telah disinggung dalam paragraf sebelumnya, kecemasan matematika atau math anxiety adalah rasa cemas yang muncul karena adanya anggapan matematika sebagai pelajaran yang sulit. Matematika dianggap pelajaran yang sulit karena permasalahan yang ada dalam mata pelajaran ini bersifat abstrak, logis, banyak rumus dan lambang yang membingungkan, serta sistematis.
Hal ini akan menimbulkan persepsi atau pemikiran negatif atau ketakutan dalam mempelajari matematika atau bahkan sampai menghindari aktivitas yang berhubungan dengan matematika. Tak jarang kita temui dalam masyarakat kita yang masih menganggap keberhasilan siswa diukur dari hasil belajar yang didapatkannya, sehingga siswa merasa tertekan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.
Tentu saja ini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pendidik mata pelajaran matematika.
Dampak Math Anxiety Kecemasan matematika menjadi salah satu hambatan yang sangat serius dalam ranah pendidikan. Karena hal ini dapat dirasakan oleh anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa. Beberapa dampak yang ditimbulkan dari math anxiety ini adalah timbulnya reaksi psikologis seperti rasa panik, gelisah, dan ketakutan. Secara fisik, seseorang yang mengalami math anxiety akan menunjukkan reaksi berkeringat, mengepalkan tangan, sakit, muntah, bibir kering, pucat, hingga depresi.
Hal ini dapat terjadi karena bagian otak yang bernama insula posterior , menjadi bagian otak yang aktif mempersepsikan math anxiety sebagai “rasa sakit” pada tubuh.
Baca juga:Numerasi Menyenangkan Penuhi Kebutuhan Peserta Didik
Selain dampak-dampak diatas, math anxiety juga memiliki hubungan negatif dengan prestasi hasil belajar. Peserta didik yang memiliki math anxiety yang tinggi, cenderung menunjukkan hasil belajar matematika yang rendah. Karena kemampuan berhitung yang rendah, kurang mampu menemukan strategi khusus dan hubungan dalam bidang matematika.
4 Indikator Math Anxiety Dari poin sebelumnya, terdapat penelitian yang mengemukakan bahwa math anxiety terdiri dari 4 komponen, yakni:
1. Mathematics knowledge Berkaitan dengan hal-hal seperti munculnya anggapan bahwa dirinya tidak cukup tahu tentang matematika.
2. Somatic Berkaitan dengan perubahan pada keadaan tubuh individu seperti tubuh yang berkeringat atau jantung yang berdebar dengan cepat.
3. Cognitive Berkaitan dengan perubahan kemampuan kognitif individu ketika berhadapan dengan matematika. Contohnya seperti tidak dapat berpikir jernih atau menjadi lupa hal-hal yang biasanya ia ingat.
4. Attitude Berkaitan dengan sikap yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami math anxiety , misalnya menunjukkan sikap tidak percaya diri untuk melakukan hal yang diminta atau enggan untuk melakukannya.
Math anxiety tak hanya dirasakan oleh anak-anak saja namun juga orang dewasa pula (Gambar: Getty Images/Nadhezhda1906) 3 Faktor Penyebab Math Anxiety Untuk mengatasi fenomena math anxiety ini, maka kita perlu tahu terlebih dahulu faktor-faktor penyebab mengapa math anxiety ini terjadi. Kecemasan matematika dapat muncul dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Berikut ini penjelasan faktor-faktor tersebut:
1. Faktor kepribadian (psikologis atau emosional) Faktor ini meliputi rasa takut individu akan kemampuan yang dimilikinya, kepercayaan diri yang rendah yang menyebabkan rendahnya nilai harapan siswa, motivasi diri siswa yang rendah, dan sejarah emosional seperti pengalaman tidak menyenangkan dimasa lalu yang berhubungan dengan matematika yang menimbulkan trauma.
2. Faktor lingkungan atau sosial Contoh nyata yang termasuk dalam faktor ini adalah kondisi tegang saat kegiatan belajar mengajar matematika di kelas berlangsung yang diakibatkan oleh cara mengajar, model, dan metode mengajar guru matematika.
Baca juga:Belajar Matematika Mudah, Asyik, dan Menyenangkan di Era Digital
Keluarga pun ternyata juga memiliki peran dalam menimbulkan math anxiety kepada anak-anaknya. Karena terkadang memaksakan anak-anaknya untuk pandai dalam mata pelajaran matematika.
3. Faktor intelektual Faktor yang dimaksud disini lebih mengarah kepada bakat dan tingkat kecerdasan siswa atau kemampuan kognitif siswa.
Cara Mengatasi Math Anxiety Untuk mengatasi math anxiety terdapat beberapa cara yang bisa Anda gunakan kepada siswa Anda, antara lain:
Membaca buku teks matematika dengan baik.
Mencari bantuan bila menemukan materi yang kurang atau tidak dipahami.
Memberikan latihan soal secara bertahap (level soal yang mudah, sedang, hingga sukar).
Mendorong siswa untuk meyakinkan diri bahwa kesalahan yang dilakukan dalam tes atau ujian di masa lalu dapat diperbaiki dalam tes berikutnya.
Menekankan agar tidak menghafal rumus matematika, namun memahami serta memaknai konsep dan rumus matematika.
Menciptakan lingkungan pembelajaran matematika di mana siswa tidak merasa terancam, tetapi merasa senang dan santai.
Mengajar dengan pelan, agar membantu siswa memahami lebih baik mengenai materi yang diajarkan.
Memberikan pelajaran tambahan, sehingga tidak ada siswa yang tertinggal secara akademis.
Kecemasan matematika atau math anxiety merupakan perasaan yang muncul ketika seseorang dihadapkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan matematika. Hal ini dapat terjadi ketika saat belajar matematika, tes atau ujian matematika, hingga di kehidupan sehari-hari yang membutuhkan perhitungan matematika.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi seperti faktor kepribadian, faktor lingkungan dan faktor intelektual. Namun, terdapat banyak pula cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi math anxiety . Semoga artikel ini dapat membuka pengetahuan baru untuk kita dan membantu tenaga pendidik untuk mengurangi math anxiety , sehingga matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan untuk siswa Anda.
Dapatkan pelatihan privat di sekolah Anda untuk meningkatkan kompetensi serta akademik sekolah bersama trainer pilihan. Waktu dan tempat sesuai pilihan Anda!
Konsultasikan kebutuhan pelatihan sekolah Anda disini!
Referensi: Ada Apa dengan Kecemasan Matematika? Faktor Kecemasan Matematika Siswa dan Upaya Mengatasinya Penyebab Matematika Begitu Menakutkan Sampai Bisa Bikin Orang Trauma
Penulis: Eka | Penyunting: Putra