Saat waktu makan siang, anak-anak sangat senang sekali karena mereka akan memakan bekal makan siang yang disiapkan dari rumah masing-masing. Beraneka ragam lauk pauk yang disukai anak-anak. Akan tetapi saya heran karena tidak ada satupun dari mereka yang membawa menu sayur. Setelah saya selidiki ternyata anak-anak tidak menyukai sayuran. Banyak dari mereka mengatakan bahwa sayuran itu tidak enak dan tidak menarik untuk dimakan. Sebagai seorang pendidik saya berfikir bagaimana agar anak-anak menyukai sayur dan mengetahui proses cara menanam sayur. Berhubung lokasi sekolah kami memiliki lahan yang tidak luas, maka kami sepakat menanam sayur hidroponik. Kebetulan di daerah kami Sumatera Barat terutama di Kota Padang, sayuran hidroponik ini sangat viral mulai dari cara menanam hidroponik sampai kepada pengolahan hidroponik.
Langkah awal yang kami lakukan adalah mencari kolaborator yang memahami tentang hidroponik. Ternyata narasumber hidroponik ini berasal dari wali murid yang memang sudah menanam hidroponik di rumahnya. Kami memberdayakan wali murid dalam hal ini. Berkat kerjasama dan kolaborasi dengan wali murid kami akhirnya bisa membuat tanaman hidroponik di sekolah. Anak-anak kami libatkan dalam diskusi terkait sayuran yang akan ditanam, menanam hidroponik sampai akhirnya kami panen hasil hidroponik. Setelah tanaman hidroponik dipanen, kami mencari kolaborator yang sudah profesional dalam mengolah hidroponik menjadi makanan dan minuman bergizi dan lezat. Kami bekerja sama dengan Blasta Cafe. Anak-anak diajak mengunjungi Blasta Cafe dan melihat langsung narasumber mengolah hidroponik menjadi makanan dan minuman yang enak.
Wawasan dan pengetahuan anak-anak menjadi bertambah setelah melakukan kunjungan, anak-anak jadi tahu ternyata sayuran hidroponik dapat dicampur dengan buah untuk dibuat jus sayur yang sangat enak dikonsumsi. Setelah anak-anak belajar mengamati cara membuat jus sayur, anak-anak kemudian melakukan aksi nyata dengan membuat jus sayur di sekolah yang tentunya dibimbing oleh guru. Saat melakukan aksi nyata, banyak anak-anak yang minta tambah jus karena porsi pertama yang diberikan masih belum cukup. Kami guru sangat senang dapat memperkenalkan hal ini kepada anak-anak dengan harapan mereka bisa membuatnya di rumah dan mulai menyukai sayuran.
Penyunting: Putra