Oleh: Khumaedi Yahya
6 Tahun sudah berkecimpung di dunia pendidikan. “I hate math”, kata yang sering dilontarkan oleh banyak peserta didik. Berapa kali anda bertanya kepada peserta didik tentang “Apakah kamu suka matematika?” dan berapa kali anda mendengar jawaban “Aku tidak suka matematika”, “Aku benci matematika, “Aku malas menghitung”.
Sudah sangat sering pertanyaan ini saya lontarkan kepada peserta didik sebelum saya mengajar, lalu apa yang mereka jawab? hampir semua menjawab “aku tidak suka matematika”. Dalam satu kelas hanya ada 3, 2 bahkan 1 peserta didik yang menyukai matematika. Kenapa bisa seperti ini?
Coba bayangkan, kemampuan matematika Indonesia berada di peringkat 75 dari 81 negara di dunia. Apa yang salah disini? (pertanyaan seperti inilah yang terus terngiang).
Tujuan saya menanyakan kepada peserta didik adalah untuk mendata dan melihat seberapa efektif metode pengajaran matematika yang saya terapkan dan yang saya ciptakan guna mengurangi kalimat "I hate math” dan agar semakin banyak peserta didik yang menyukai matematika.
Alhamdulillah banyak metode yang saya terapkan dan berhasil mengurangi ketidaksukaan peserta didik terhadap matematika.
Saya ingin mencoba memberikan tips dan triks mengajarkan matematika:
- Kejar suka agar menjadi bisa
Sebagai seorang guru wajib menciptakan hal menarik dalam mengajar, contohnya membuat game matematika. Banyak sekali game matematika yang sudah saya ciptakan untuk membuat peserta didik suka terhadap matematika seperti : domino math, counting down, snake math, poker math, SCDP Math dan masih banyak yang lainnya.
Dengan metode game yang saya buat, alhamdulillah peserta didik menjadi suka belajar matematika dan bahkan menunggu jam pelajaran matematika dan ingin sekali bermain game matematika.
- Sampaikan manfaat mempelajari materi yang sedang dipelajari
Hal ini yang selalu saya lakukan sebelum mengajarkan matematika agar kita bisa membuka kunci gerbang kecerdasan peserta didik. Menyampaikan manfaat materi yang akan dipelajari adalah hal yang sangat penting karena agar peserta didik sadar bahwa pentingnya mempelajari materi tersebut dan peserta didik menjadi jauh lebih bersungguh-sungguh dalam belajar.
- Bangun pondasi yang kokoh (Takuliba)
Sekolah Dasar adalah gerbang utama dalam membangun kepercayaan diri peserta didik terhadap matematika. Jadi kuatkanlah pondasi matematika (tambah, kurang, kali dan bagi) karena jika pondasi matematika itu rapuh maka mau belajar materi matematika apapun akan runtuh.
Kita semua tahu, banyak cara untuk mengerjakan matematika. Jika semua cara kita ajarkan kepada peserta didik yang mempunyai bakat matematika, itu masih bisa cepat dipahami oleh peserta didik karena berbakat. Namun jika peserta didik tersebut tidak berbakat maka akan sangat sulit dipahami oleh peserta didik dengan cepat karena banyak cara. Maka dari itu fokus satu cara agar peserta didik itu cepat handal dan kepercayaan diri semakin meningkat dengan cara satukan frekuensi pengajar matematika.
Berapa rumus untuk mencari luas bangun datar? Pastinya setiap bangun datar mempunyai rumus luas yang berbeda dan peserta didik harus menghafalnya bukan? Dan banyak sekali peserta didik lupa rumus tersebut setelah dia masuk jenjang SMP atau SMA. Padahal rumus bangun datar bisa kita singkat menjadi 1 rumus dan saya menemukan itu lalu saya terapkan kepada peserta didik dan alhamdulillah hal tersebut memudahkan peserta didik.
Ada salah satu perkataan dari imam syafi’i yang memotivasi saya menjadi seorang pendidik.
“inni roa’itu wuqufal maa’i yufsiduhu in saala thoba wa in lam yajri lam yatib”
artinya : Sungguh aku melihat air yang tergenang itu merusak, jika air yang mengalir itu baik (jernih) dan air yang diam itu kotor.
Kunci pendidikan berada pada guru, maka dari itu jadilah guru dinamis yang terus bergerak dan menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran agar pendidikan di indonesia semakin baik dan semakin bangkit.